Lomba Baca Puisi Penghijauan Kuala Selat-Kateman 2015
KEMBALIKAN HIJAUKU
Karya : Farizan
Deru angin menerpa tubuhku
Hingga mendorong lalu menusuk di relung jiwa
Engkau bahkan tidak mengerti juga
Ombak laut yang selalu pulang dan pergi
Sepertinya memberi tanda dan makna
Aku tetap berdiri di pantai ini
Sendiri...
Sehingga ku temukan apa yang ku inginkan
Pandanganku kini menerawang jauh
Melihat hijau yang telah memudar
Lihatlah hutan kita
Sedikit demi sedikit habis digerogoti
Oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
Oleh orang-orang yang tidak memikirkan masa depan
Dibangun cerobong-cerobong asap pabrik
Dia hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa peduli
Lalu apa yang kita dapat?
Polusi... Polusi... Polusi di sana sini
Hati ini terhenyuh, menjerit seraya berkata
Kembalikan hijauku
Muda tak selamanya muda
Hidup tak selamanya hidup
Dan pohonpun mulai berseru
Mereka meminta kawan
Mereka merintih kesepian
Tanpa ada yang mendengarkannya
Hati ini terhenyuh, menjerit seraya berkata
Kembalikan hijauku
Mari kita genggam bumi kita
Mari kita tanami bumi kita
Untuk kehidupan yang lebih baik
Satukan jemari
Beri yang lain pencerahan
Lindungi yang sudah merambah
Sisa akar-akar yang suram
Cukup tanam satu tunas satu hati
Dan untuk sebuah lautan hijau membentang
KEMBALIKAN HIJAUKU
Karya : Farizan
Deru angin menerpa tubuhku
Hingga mendorong lalu menusuk di relung jiwa
Engkau bahkan tidak mengerti juga
Ombak laut yang selalu pulang dan pergi
Sepertinya memberi tanda dan makna
Aku tetap berdiri di pantai ini
Sendiri...
Sehingga ku temukan apa yang ku inginkan
Pandanganku kini menerawang jauh
Melihat hijau yang telah memudar
Lihatlah hutan kita
Sedikit demi sedikit habis digerogoti
Oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
Oleh orang-orang yang tidak memikirkan masa depan
Dibangun cerobong-cerobong asap pabrik
Dia hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa peduli
Lalu apa yang kita dapat?
Polusi... Polusi... Polusi di sana sini
Hati ini terhenyuh, menjerit seraya berkata
Kembalikan hijauku
Muda tak selamanya muda
Hidup tak selamanya hidup
Dan pohonpun mulai berseru
Mereka meminta kawan
Mereka merintih kesepian
Tanpa ada yang mendengarkannya
Hati ini terhenyuh, menjerit seraya berkata
Kembalikan hijauku
Mari kita genggam bumi kita
Mari kita tanami bumi kita
Untuk kehidupan yang lebih baik
Satukan jemari
Beri yang lain pencerahan
Lindungi yang sudah merambah
Sisa akar-akar yang suram
Cukup tanam satu tunas satu hati
Dan untuk sebuah lautan hijau membentang